Konten lokal yang dibutuhkan oleh indonesia, itulah topik yang akan menjadi pembicaraan kita kali ini. hmm... seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang masih dalam tahap berkembang, berbagai sumber daya manusia di indonesia pun masih harus terus dibenahi tapi tidak hanya itu konten-konten lokal pun harus pula ditingkatkan dan kita sebagai warga indonesia wajib mencintai konten lokal bila perlu mengkonsumsi semua konten lokal.
Dalam rangka mendukung konten lokal, XL axiata (XL konten seru) sepenuhnya mendukung agar kita xlalu mencitai konten-konten lokal yang sudah mulai banyak ditinggalkan oleh para penggunanya. XL axiata mengajak kita para penduduk indonesia agar lebih dan xlalu mencintai konten lokal dimana konten-konten lokal sendiri ternyata perlu dilestarikan dan perlu adanya dukungan penuh dari kita semuanya.
Dalam rangka mendukung konten lokal, XL axiata (XL konten seru) sepenuhnya mendukung agar kita xlalu mencitai konten-konten lokal yang sudah mulai banyak ditinggalkan oleh para penggunanya. XL axiata mengajak kita para penduduk indonesia agar lebih dan xlalu mencintai konten lokal dimana konten-konten lokal sendiri ternyata perlu dilestarikan dan perlu adanya dukungan penuh dari kita semuanya.
Lalu muncul pertanyaan mengapa kita harus mendukung konten lokal ?? jawabannya tentu ada di pikiran kita masing-masing, konten lokal tanpa adanya dukungan kita yang notabene orang lokal juga tentunya akan terjadi kemandegan dan tentunya juga akan menghambat perkembangan dan kemajuan konten lokal.
Untuk contoh konten lokal sendiri sebut saja lagu daerah dan wayang kulit. seperti yang kita tahu banyak orang yang seakan menutup mata terhadap lagu-lagu daerah yang dari zaman dahulu sudah menjadi cikal bakal dan identitas bangsa indonesia, namun seiring berkembangnya zaman realita yang terjadi sungguh sangat miris, menyedihkan dan mengkhawatirkan, para penduduk indonesia sendiri kurang respect dan kurang mencintai konten lokal, untuk lagu daerah sendiri menurut saya sudah banyak yang terkontaminasi dengan lagu-lagu yang non lokal, terlebih pemuda dan pemudi zaman sekarang, mereka akan lebih senang menyanyikan lagu-lagu yang bernuansa cinta dari pada lagu-lagu daerah. menurut saya ini merupakan tugas kita agar bersama-sama membangun salah satu konten lokal yang sudah banyak ditinggalkan oleh penduduk lokalnya sendiri.
Lagu gambang suling (salah satu contoh lagu daerah yang mulai banyak ditinggalkan) |
Wayang kulit |
Terlebih wayang kulit, coba siapa pemuda-pemudi sekarang yang hobby bahkan suka bermain wayang kulit ?? kalau saya tebak maka prosentasinya sungguh amat kecil dibanding konten yang lain, kalau sudah seperti ini siapa coba yang salah ?? memang tidak perlu menyalahkan antara satu dengan yang lainnya, lagi-lagi ini adalah salah satu PR besar bagi kita bagaimana kita meningkatkan konten lokal agar menjadi lebih berkualitas dan bisa lebih dicintai oleh banyak orang.
Menurut saya Indonesia sedang membutuhkan dan haus akan konten-konten yang seperti itu, bukannya sesuatu yang harus dijauhi dan merasa enggan dan malu untuk mencintai dan memiliki sepenuhnya, justru dengan menjauhi konten-konten lokal yang semacam itu akan menjadikan konten tersebut pudar bahkan bisa terancam punah.
Menurut saya Indonesia sedang membutuhkan dan haus akan konten-konten yang seperti itu, bukannya sesuatu yang harus dijauhi dan merasa enggan dan malu untuk mencintai dan memiliki sepenuhnya, justru dengan menjauhi konten-konten lokal yang semacam itu akan menjadikan konten tersebut pudar bahkan bisa terancam punah.
Indonesia yang populasi penduduknya sangat besar ternyata juga belum mampu untuk mempertahankan konten yang sifatnya lokal atau pribadi, sehingga banyak konten-konten kita yang diakui oleh bangsa lain. memang perlu diakui saya sendiri masih kurang respect dan masih memiliki kepedulian yang sangat minim terhadap budaya konten lokal kita, seperti lagu daerah, dan wayang kulit dan semua itu tengah saya intropeksikan dan semoga kedepannya kita lebih peduli lagi terhadap konten-konten lokal.
Mungkin teman-teman bertanya mengapa saya mengambil contoh konten lokal seperti diatas ?? sebut saja lagu daerah, karena menurut saya dan yang sejauh saya amati lagu daerah merupakan pilar dan cerminan dari sebuah bangsa, nilai tolak ukur budaya suatu bangsa bisa diukur dari berbagai aspek, salah satunya adalah konten lokal dari lagu daerah itu sendiri begitu pula wayang kulit yang sudah banyak ditinggalkan banyak orang.
Nah, bagi teman-teman yang merasa mencintai produk dan konten lokal maka sudah saatnya dan sepantasnya untuk secepatnya take action agar konten-konten lokal kita bisa lebih meng-indonesia dan semua kalangan lebih bisa mengenalnya dan pastinya lebih dan lebih mencintai konten lokal.
Seharusnya kita menyadari dan menengok sejenak kepada sejarah yang telah membawa konten lokal harum di mata internasional, mungkin proses menyadarkan membutuhkan waktu yang sangat lama tapi dengan tahapan yang konsisten dan terarah dan selalu berinovasi dan membenahi konten-konten lokal yang ada pasti xlalu cinta konten indonesia akan cepat terwujud dan pastinya akan menjadi lebih baik.
bagaimana kita mengimplementasikan konten-konten lokal yang saya sebutkan diatas ?? kita semua juga bisa memberikan kontribusi terhadap konten lokal yang saya sebutkan diatas dan mengimplementasikannya dengan cara belajar wayang kulit dan menghafal lagu-lagu daerah dan ini tentunya harus berangkat dari kesadaran penuh masin-masing individu tanpa adanya unsur pemaksaan
Dan mari sama-sama mendoakan agar teman-teman yang belum menyadari akan bahaya pudarnya konten lokal agar secepatnya sadar dan bersama kita membangun konten yang lebih baik dan berkualitas ^_^
Seharusnya kita menyadari dan menengok sejenak kepada sejarah yang telah membawa konten lokal harum di mata internasional, mungkin proses menyadarkan membutuhkan waktu yang sangat lama tapi dengan tahapan yang konsisten dan terarah dan selalu berinovasi dan membenahi konten-konten lokal yang ada pasti xlalu cinta konten indonesia akan cepat terwujud dan pastinya akan menjadi lebih baik.
bagaimana kita mengimplementasikan konten-konten lokal yang saya sebutkan diatas ?? kita semua juga bisa memberikan kontribusi terhadap konten lokal yang saya sebutkan diatas dan mengimplementasikannya dengan cara belajar wayang kulit dan menghafal lagu-lagu daerah dan ini tentunya harus berangkat dari kesadaran penuh masin-masing individu tanpa adanya unsur pemaksaan
Dan mari sama-sama mendoakan agar teman-teman yang belum menyadari akan bahaya pudarnya konten lokal agar secepatnya sadar dan bersama kita membangun konten yang lebih baik dan berkualitas ^_^
Salam konten lokal
15 komentar:
maksimaaall...
semoga menang ya mas
amin mas, tidak berharap banyak sih hehehe
mantab gan, lanjutkan, sundul atas serp
Sundul ^_^
artikel yang keren... semoga menang ya
salam dari bojonegoro ^^
Amiennn
Salam juga dari penduduk jogjakarta ^_^
sangat setuju, indobeta mendukung gerakan membangun konten lokal yang berkualitas.
kita sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya menjaga budaya daerah kita,
dah kayak pidato aja nih, hihii :P
Kalo jaman saya SD masih ada nyanyi Gambang Suling mas.... kalo SD jaman sekarang gak tau mas.... Mau konten2 kayak gitu gak hilang hanya bisa dilakukan di Usia dini.....
Maksimal semoga menang mas....
memang sudah waktunya untuk mengangkat kembali sebuah konten lokal, jaman sekarang sudah agak tepinggirkan budaya lokalnya,,,
jaman kecil saya ada cendak ndodok, welwo, dolanan debhok pisang, okeh lah pokok-e
Btw, selamat mas, semoga menang..
batul banget gan . . .
Gambang Suling Ngumandang Swarane Tulat Tulit Kepenak unine unine mung nrenyuhake bang reng lan kentrung ketipung ketipang ketipung ketipang ketipung ketipang ketipung ketipang.... :D
yuks semua posting konten lokalnya masing masing,
moga menang kontesnya... :)
terimakasih gan . . .
Artikel yg Siip...
akhir2 ini udah banyak yg gak peduli ma budaya lokal, hemm... moga kelak anak cucu qta masih bisa ketemu ma lagu gambang suling,Amin... *Hidup Konten Lokal...!!!
selamat yaa.. udah menang... ^_^
iyaa mba, trimakasih ^_^
Posting Komentar